Wisata Sejarah: 10 Landmark Bersejarah Di Yogyakarta

Wisata Sejarah: 10 Landmark Bersejarah Di Yogyakarta – Tugu Jogja merupakan salah satu ikon kota Jogja, sayang jika dilewatkan jika berkunjung ke kawasan istimewa ini. Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa berkunjung ke Jogja belum lengkap tanpa berfoto di Tugu Jogja, meski hanya sebatas tugu saja, selain tempat wisata alamnya seperti pantai, museum, keraton.

Berbagai tempat wisata di Yogyakarta didukung dengan berbagai fasilitas. Angkutan umum, agen perjalanan dan pariwisata, persewaan mobil, hotel dan akomodasi dengan berbagai kisaran harga mudah ditemukan. Sangat nyaman bagi wisatawan lokal dan asing untuk mengunjungi kota unik ini. Jadi jangan tunggu lama-lama, segera rencanakan liburan ke kota ini!

Wisata Sejarah: 10 Landmark Bersejarah Di Yogyakarta

Wisata Sejarah: 10 Landmark Bersejarah Di Yogyakarta

Tugu Jogja kini semakin mengesankan dengan beberapa perbaikan pasca renovasi. Daya tarik yang pertama adalah dari sisi sejarah. Monumen yang dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamenku Buwono I, pendiri Keraton Yogyakarta, memiliki nilai simbolis berupa garis magis yang menghubungkan Laut Selatan, Keraton Jogja, dan Gunung Merapi. Bangunan tersebut melambangkan semangat persatuan antara rakyat dan penguasa melawan kolonialisme, Manungaling Kaulo Gusti. Tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan bagian atasnya berbentuk golong (bulat). Pada tanggal 10 Juni 1867 terjadi gempa bumi yang menyebabkan runtuhnya bangunan Tugu sehingga mengubah status Tugu Jogja. Pada tahun 1889, pemerintah Belanda merenovasi seluruh bangunan tugu, dan pada bagian atas tugu yang semua sisinya berbentuk bujur sangkar, dihiasi dengan sejenis prasasti berbentuk kerucut lancip.

Wisata Sejarah Lawang Sewu Semarang –

Lokasinya sangat strategis dan sangat mudah ditemukan karena terhubung dengan garis lurus ke utara dari ground zero kota Yogyakarta. Di sini pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas dan tempat di sekitar monumen. Aktivitas paling favorit wisatawan adalah berfoto dengan latar belakang monumen megah ini. Di sekitar monumen juga dibangun taman artistik sehingga cocok dijadikan spot foto dan tempat bersantai.

Itu saja beberapa fakta menarik tentang Tugu Jogja. Semoga memberikan wawasan menarik dan menambah gambaran indahnya kota Jogja. 10 Tempat Bersejarah di Yogyakarta – Sahabat Gramed, Yogyakarta menawarkan beragam tempat wisata mulai dari pemandangan alam, sejarah, dan budaya. Selain itu Yogyakarta juga dipenuhi dengan kesenian Jawa klasik seperti tari, tembang, gerugitan, gamelan dan sastra yang berkembang menjadi kesenian rakyat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Yogyakarta masih kental dengan tradisi keraton. Dari tahun ke tahun budaya masyarakat setempat pun menjadikan provinsi ini semakin semarak dan membawa daya tarik tersendiri serta menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjunginya.

Yogyakarta memiliki berbagai peninggalan sejarah atau landmark yang dapat digunakan untuk menelusuri perkembangan dan dinamikanya dalam kurun waktu yang cukup panjang. Jika berbicara tentang Yogyakarta tidak lepas dari Kerajaan Islam Mataram yang berpusat di Kotagede. Sebab Mataram Islam merupakan penghubung langsung antara Kesultanan Yogyakarta dan Candi Pakulaman yang menjadi awal berkembangnya Yogyakarta.

10 Tempat Wisata Jogja Terbaru 2024 Yang Wajib Dikunjungi

Panembahan Senapati membangun istana di Kotagede, hingga Pangeran Mankubhumi membuka hutan beringin, benang merah pusat pemerintahan yang melahirkan peradaban tinggi yang berkembang di daerah yang kini bernama Yogyakarta.

Selain jejak sejarahnya yang berasal dari suatu kerajaan, Yogyakarta juga mempunyai sejarah dan budaya yang berasal dari bangsa asing seperti budaya yang dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda dan Tiongkok.

Di awal kemerdekaan, Yogyakarta juga meninggalkan banyak kenangan kolektif atas peristiwa yang terjadi di wilayah ini. Semua peninggalan ini merekam perjalanan Yogyakarta.

Wisata Sejarah: 10 Landmark Bersejarah Di Yogyakarta

Jika sobat Grameds sedang berkunjung ke Yogyakarta dan ingin mengetahui lebih jauh tentang bangunan bersejarah yang ada di provinsi ini, kami telah merangkum 10 tempat bersejarah di Yogyakarta yang layak untuk dikunjungi di sini.

Jelang Harmusindo 2022, Yuk Kenali Museum-museum Di Jawa Barat

Keraton Kotagede merupakan kota kuno yang pernah menjadi ibu kota Kesultanan Mataram sekitar tahun 1586-1613. Istana ini terletak di wilayah administratif yang saat ini dikenal sebagai Kota Gede (Kota Besar).

Yang tersisa dari situs tersebut saat ini adalah reruntuhan beberapa bangunan kerajaan, benteng, pasar, masjid dan kuburan.

Beberapa bulan setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755, Sri Sultan Hamengku Buwono I meresmikan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Istana ini memiliki sebuah wisma tua bernama Garjitawati. Pembangunan istana ini memakan waktu sekitar satu tahun.

Setelah pembangunannya selesai pada Sura 13 tahun Jawa 1682 atau 7 Oktober 1756, Sultan mulai menandai istana tersebut.

8 Tempat Wisata Di Sleman Yang Instagramable Dan Cocok Untuk Liburan Keluarga

Tempat ini kemudian dijadikan sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan serta tempat tinggal para pejabat kerajaan dan rakyatnya.

Masa pemerintahan Sultan di Keraton Ngayogyakarta menandai lahirnya era kesultanan setelah Dinasti Mataram. Keraton Yogyakarta mempunyai ciri khas, identitas dan peranan sebagai pusat pemerintahan kerajaan dan kebudayaan Jawa yang berhasil berkembang menjadi salah satu pusat kebudayaan Indonesia modern hingga saat ini.

Kompleks situs Taman Sari merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwana I. Taman Sari artinya taman yang indah, dan dulunya merupakan tempat rekreasi Sultan dan para bangsawannya. Tempat yang masih sakral di kompleks Taman Sari adalah Pasareyan Ledoksari, tempat berlangsungnya pawai dan kediaman pribadi Sultan.

Wisata Sejarah: 10 Landmark Bersejarah Di Yogyakarta

Bagian yang paling menarik dari bangunan di kompleks ini adalah Sumur Gumuling, yaitu bangunan dua lantai yang lantai bawahnya berada di bawah tanah. Dahulu bangunan ini merupakan surah yang digunakan para Sultan untuk beribadah. Bagian ini dapat dicapai melalui lorong bawah tanah.

10 Rekomendasi Tempat Wisata Jogja Dekat Malioboro

Mayoritas struktur bangunan di Taman Sari merupakan lorong bawah tanah yang merupakan jalan rahasia dan disusun sebagai jalur penyelamat jika kompleks tersebut diserang musuh.

Situs Warungboto atau biasa dikenal dengan Umbul Warungboto dan Pesanggrahan Warungboto merupakan kompleks cagar budaya yang secara administratif meliputi dua wilayah kecamatan berbeda, yaitu Desa Rejowinangun dan Desa Warungboto.

Bangunan induk sisa wisma saat ini terletak di Jalan Pekaran No.1. 77, Desa Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Sedangkan bangunan yang tersisa di Desa Rejowinangun adalah Benteng Pesangrahan, sebelah timur Sungai Gaja Wong.

Situs ini mempunyai nama asli Pesanggrahan Rejawinangun yang berfungsi sebagai wisma dan pemandian. Tempat ini dibangun oleh Gusti Raden Mas Sundara pada masa beliau menjabat sebagai putra mahkota Sri Sultan Hamenkubuwana I hingga beliau memerintah Kesultanan. Beberapa sumber utama seperti Tidjschriff voor Nederlandsch Indie, Serat Rerenggan dan Babad Momana menyebutkan bahwa wisma ini dibangun pada tahun 1711 Jawa atau 1785 Masehi.

Tugu Yogyakarta (indonesia)

Lokasi bangunan terbagi menjadi dua bagian, yaitu bangunan sebelah Barat dan Timur Sungai Gaja Wong. Situs ini dibangun dengan menggunakan tangga bertingkat di sisi barat dan timur kanal. Terdapat sumbu khayal yang membentang dari timur ke barat antara kompleks bangunan di sisi timur dan pemukiman di sisi barat sungai.

Selain itu, lokasi tersebut biasanya dilengkapi dengan kolam, taman, dan taman layaknya wisma. Karena fungsinya berkaitan dengan kenyamanan dan ketenangan Sultan dan kerabatnya.

Secara geografis dan lingkungan, tempat ini mempunyai ancaman yang tinggi terutama gempa bumi. Sepanjang sejarahnya, telah terjadi dua kali gempa bumi besar pada tanggal 10 Juni 1867 dan 27 Mei 2006 yang merusak beberapa bagian bangunan di lokasi tersebut.

Wisata Sejarah: 10 Landmark Bersejarah Di Yogyakarta

Sebelum direnovasi dan direnovasi total, D.I. Yogyakarta pada tanggal 23 Desember 2016, tempat itu hanya berupa reruntuhan dan puing-puing bangunan yang kurang terawat. Namun saat ini gedung tersebut sudah bisa dikunjungi wisatawan. Halaman ini menjadi populer saat Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution melakukan pemotretan prewedding di lokasi ini pada 27 Oktober 2017.

60 Tempat Wisata Di Jogja Paling Terkenal Dan Murah 2024

Makam Ratu Mas Malang dikenal juga dengan nama Makam Gunung Kelir dan Makam Antakapura (bahasa sastra: “istana kematian” atau “istana tempat jenazah dikuburkan”) merupakan sebuah situs peninggalan peninggalan Amangkurat I atau Amangkurat Agung di Dusun Gunung Kelir, Kecamatan Pleret. . , Kapanéwon Pleret, Kabupaten Bantul.

Tempat ini terletak di puncak Gunung Sentana yang berada +99 meter di atas permukaan laut. Kehadirannya dikaitkan dengan daging merah malang dan daging ki panjang yang dikuburkan di situs ini. Mas Malang merupakan putri dalang kambing Ki Wayah dan selir I Amangkurat. Sebelum menjadi selir, ia adalah istri Dalang Panjang, dalang kenamaan Kesultanan Mataram.

Disebutkan, makam tersebut dibangun selama kurang lebih tiga tahun terhitung sejak wafatnya Mas Malang pada tahun 1665 hingga selesai pada 11 Juni 1668. Amankurat I menamakan tempat itu Antakapura (bahasa puitis) yang berarti “Istana Kematian”. Masyarakat menamakannya Makam Gunung Kelir karena garis-garis pada dinding makam yang menyerupai Kelir dalam pertunjukan wayang kulit.

Dinding bangunan terbuat dari balok batu berwarna putih dan batu nisan terbuat dari batu andesit. Secara keseluruhan, kondisi fisik kompleks makam ini sudah mengalami kerusakan, terutama disebabkan oleh faktor alam.

Magical Taman Sari

Situs lain yang berada satu kompleks dengan pemakaman ini adalah Sendang Maya. Alun-alun yang terdiri dari dua cekungan ini terletak di sebelah timur laut makam dan berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan. Kolam di dalam tembok luar berukuran + 3,5 mx 5 m dan kolam di luar tembok berukuran + 6 x 6 m. Mata air ini dikelilingi tembok bata yang sama dengan makam Daging Merah Malang, dan tingginya +3 meter serta tebal 2,1 meter.

Ndalem Jayadipuran atau Ndalem Dipowinatan merupakan bangunan cagar budaya yang terletak di Jalan Brigjen Katamso No.1. 139, Desa Keparakan, Kecamatan Mergansan, Kota Yogyakarta. Awalnya Ndalem Jayadipuran berbentuk rumah klasik bergaya limas Jawa yang dikenal dengan nama Ndalem Dipowinatan.

Bangunan tua ini mempunyai peranan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya pada masa pergerakan, misalnya pada Kongres Jong Java VI yang dilaksanakan pada tanggal 23-27. Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada Mei 1923 dan 22-25 Desember 1928.

Wisata Sejarah: 10 Landmark Bersejarah Di Yogyakarta

Saat ini Gedung Ndalem Jayadipuran ditempati oleh kantor BPNB (Balai Konservasi).

Kunjungi Pusat Kota Yogyakarta: Terbaik Di Pusat Kota Yogyakarta, Travel Yogyakarta 2024

Artikel Terkait

Leave a Comment